Dalam rangka mewujudkan Surabaya menjadi kota smart city Pemerintah Kota Surabaya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh Perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika, akademisi, tower provider, operator komunikasi, penggiat bisnis telekomunikasi dan masyarakat di Ruang Sawunggaling Balai Kota Surabaya, Rabu (26/2). Forum ini mengangkat tema “Pembangunan fiber optic dan micro cell pole dalam rangka optimalisasi pelayanan di bidang telekomunikasi menuju Surabaya smart city ”.
“Sebetulnya Surabaya sudah memulai konsep smart city beberapa tahun lalu bahkan menjadi pioner ditingkatan nasional dan pernah memperoleh penghargaan. Oleh sebab itu agar lebih optimal kita mengundang para stakeholder untuk mendiskusikan kedepan kerjasama yang akan dibangun seperti apa” Kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Ir. Antiek Sugiharti, M.Si
Antiek menuturkan tren kebutuhan masyarakat terkait telekomunikasi saat ini terfokus pada empat hal yakni peningkatan pelayanan di bidang telekomunikasi, penyediaan sarana/infrastruktur jaringan utilitas sebagai wadah fiber optic (FO) bersama, antisipasi kondisi perumahan dan bangunan tinggi yang sudah padat dan adanya solusi atas munculnya area blank spot karena terhalang gedung tinggi. “ Masyarakat secara umum mengeluhkan masalah komunikasi yang sering terhambat, over capacity dan munculnya area blank spot”, imbuhnya
Sementara itu upaya konkrit yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya ungkap Antiek yakni dengan memberikan modem dan perangkat telekomunikasi secara gratis ditingkat kelurahan. Apabila ada keperluan administrasi seperti pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) atau surat-menyurat yang lain tidak perlu datang ke kecamatan cukup dengan online.
Anggota Komite Regulasi Telekomunikasi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Nonot Harsono, menjelaskan bahwa konsep smart city adalah impian dari setiap kota. Diantara yang dapat dikatakan smart city dapat dililhat dari terhubungnya komponen-komponen kota misalnya semua kelurahan dan kecamatan terhubung, semua Puskemas dan Klinik terhubung, semua sekolah dan perpustakaan terhubung, semua papan iklan menggunakan big screen dengan run down konten terpusat, semua pusat belanja dan pasar terhubung dan semua taman tersedia WiFi dan terhubung.
Diakhir pemaparannya, agar Surabaya smart city dapat segera terwujud Harsono memberikan rekomendasi supaya pihak-pihak yang terkait sinergi dalam membangun telekomunikasi. “Ini semua tidak akan terwujud jika kita bekerja sendiri-sendiri tanpa bekerjasama”, tandasnya. (luk)
Sumber : http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/38841