Ingin mengulang sukses tahun lalu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali siap menggelar Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC), 14-17 November 2013 di Sirkuit Kenjeran Park Surabaya.
Penanggung jawab IEMC 2013, Bambang Sampurno di Surabaya, Selasa ( 3/9) mengatakan, tahun lalu ajang ini mendapat respon positif, dimana sebanyak 27 peserta ikut meramaikan. Karena itu, ia optimistis tahun ini akan lebih baik. Kini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) kembali mempercayakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menggelar IEMC kedua kalinya.
Dasar pelaksanaan ajang ini, akibat polusi dan degradasi lingkungan yang disebabkan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi isu utama yang dihadapi sektor otomotif di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Belum lagi, harga BBM yang terus melonjak naik, seakan membuat semua produsen otomotif kembali ke titik nol dalam pengembangan teknologi yang hemat bahan bakar.
Karena itu, tahun ini IEMC mengambil tema Saving in Action, Sustaining in Creation. Serupa dengan IEMC 2012, mahasiswa Indonesia ditantang untuk mendesain, mengaplikasikan, dan memperlombakan mobil mereka dalam kompetisi bertaraf nasional ini. Diharapkan akan muncul teknologi baru di bidang otomotif yang berkontribusi pada pembangunan teknologi otomotif nasional lewat kompetisi. IEMC 2013 diselenggarakanDikti, bekerjasama dengan ITS. Dimana konsep yang dipakai serupa dengan kompetisi Shell Eco Marathon.
Ketua Pelaksana IEMC 2013, Derry menambahkan sasaran utama dari kegiatan ini adalah komunitas pecinta otomotif yang banyak berkembang di kampus-kampus seluruh Indonesia. rencananya, tahun ini pelaksanaan IEMC 2013 akan bekerjasama dengan pihak Dinas Pariwisata Surabaya terkait tempat pelaksanaan dan rangkaian acara.
Hal ini dilakukan untuk memberikan sensasi dan kesan berkompetisi yang lebih hidup bagi para peserta. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ini menambahkan bahwa mobil yang diikutsertakan dalam kompetisi ini harus memenuhi kualifikasi awal yang telah ditentukan oleh pihak panitia dalam regulasi.
Mobil yang dinyatakan lolos kualifikasi awal, akan diundang ke Surabaya untuk mengikuti kompetisi. Mobil irit yang diperlombakan dalam kompetisi ini terbagi menjadi tiga kelas bahan bakar, yaitu bensin, diesel (red: solar), dan listrik. Sebelum lomba, para peserta diwajibkan melakukan presentasi teknis dan project management kendaraan yang akan dilombakan. Setelah itu, para peserta baru dapat melakukan race menurut peraturan yang telah ditetapkan pada regulasi.
Ketiga jenis bahan bakar tadi terbagi lagi menjadi dua kategori umum kendaraan, yakni prototype dan urban concept. Kendaraan prototype adalah kendaraan yang didesain sebagai kendaraan masa depan dengan efisiensi yang optimal. Sementara urban concept adalah kendaraan yangdidesain mirip kendaraan masa kini yang siap pakai untuk berkendara di jalanan.
“Harapannya agar seluruh kontestan dalam kompetisi ini dapat menyalurkan pengetahuan, kreatifitas, dan kemampuan di bidang otomotif. Sehingga nantinya akan didapatkan penyelesaian untuk masalah keterbatasan sumber energi yang melanda penduduk Indonesia,” ujarnya.
Dengan pembatalan ajang mobil hemat energi di Malaysia awal Juli lalu, diprekdisikan jumlah pendaftar IEMC 2013 ini akan membludak, sehingga peserta dalam kompetisi ini diharapkan dapat merasakan atmosfer perlombaan yang kompetitif dan setara kelas dunia.
Di akhir pendaftaran terdapat 80 tim dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi, namun race pada bulan November 2013 ini tidak dapat diikuti oleh semua tim pendaftar. Dari 80 tim pendaftar akan diseleksi menjadi 50 tim. (hjr)
sumber : http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/36602