Cisarua, Puncak- Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik (Puslitbang APTIKA dan IKP) mengadakan Seminar Proposal Penelitian dengan Tema “Pengembangan Media Pertunjukan Rakyat Dalam Mendukung Komunikasi Publik.” Hasil dari penelitian ini diharap dapat menghasilkan kajian yang mendalam tentang potensi dan efektivitas Media Pertunjukan Rakyat sebagai media komunikasi pemerintah.
Suprawoto, Staf Ahli bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Kementerian Kominfo berpendapat ketika melakukan penelitian, harus dijelaskan fakta dilapangan. “Kenyataan yang terjadi saat ini, seringkali anggaran menyulikan kita dalam membuat segala sesuatu menjadi hidup, akhirnya kita sendiri tidak peduli. Contohnya, tahun 2011 ludruk di Surabaya, sudah tidak ada lagi, sudah mati. Mengenai tahapan penelitian ada beberapa tahap, yaitu: penetapan fokus; penetapan lokasi; bagaimana memasuki kancah penelitian; menjalin hubungan dengan objek; pengumpulan data; mengajukan pertanyaan; dan membuat penelitian ini menarik. Jangan sampai hasil penelitian tidak asyik dibaca,” ujar mantan Kepala Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo tersebut.
Ibnu Hamad, Dosen Komunikasi Universitas Indonesia mengatakan penelitian ini adalah policy Research, bukan ilmiah murni. “Jadi kita cari masalah di lapangan, yang bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan. Intinya beri ruang untuk media tradisional. Perlu ditanyakan kepada komunitas pendukung, pertunjukkan seperti apa yang dikehendaki pasar?, apakah ingin ada pengembangan? apakah komunitas ingin ada selingan?. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang sama pada tahun 2012. Tahun 2013 ini merupakan penelitian kedua, berupa pengembangan model, dan harus dijelaskan temuan terdahulu yang diperoleh pada tahun 2012.”
Teddy Sukardi, Ketua Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), menambahkan “saat melakukan penelitian kualitatif, perlu konsultasi dengan pakarnya mengenai pertunjukan rakyat, baru turun ke lapangan, kemudian hasil dari lapangan dikonsultasikan lagi ke pakarnya. Dalam membuat kuesioner harus jelas, mau mencari fakta atau opini.”
Pada kesempatan yang sama, Sepriana Tangkary, Kapuslitbang APTIKA dan IKP menyampaikan pesan dari Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, bahwa pertunjukan rakyat yang masih tersisa saat ini didata secara keseluruhan, dan di kelompokkan berdasarkan kebutuhan, sehingga bisa diketahui sejauh pertunjukan rakyat yang ada di Indonesia.
Seminar Proposal Penelitian “Pengembangan Media Pertunjukan Rakyat Dalam Mendukung Komunikasi Publik” dilaksanakan pada 28 Febuari – 1 Maret 2013 di hotel Seruni, Cisarua, Puncak, yang dihadiri oleh eselon III, IV, peneliti, calon peneliti beserta staf di lingkungan Balitbang SDM, dan perwakilan dari Ditjen APTIKA dan Ditjen IKP Kominfo. Kepala Badan Litbang SDM, Aizirman Djusan memberi sambutan sekaligus membuka acara tersebut. (NM)