Mataram, 6 Maret 2013. Sebanyak 68 (enam puluh delapan) orang pegawai negeri sipil (PNS) di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Sertifikasi Government Chief Information Officer (GCIO) yang diselenggarakan di Hotel Jayakarta Mataram pada 5-9 Maret 2013. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan prioritas pembangunan bidang komunikasi dan informatika yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bimtek yang bertujuan untuk memberikan kompetensi dasar tata kelola informasi dan teknologi informasi kepada aparat pemerintah ini diikuti oleh para pejabat dan calon pejabat yang berwenang dan bertugas di bidang pengelolaan informasi dan teknologi informasi di lingkungan kerjanya.
Bimtek diisi dengan pemaparan materi sebanyak 8 (delapan) modul oleh Tim Instruktur G-CIO dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D, Dr. Wing Wahyu Winarno, MAFIS. Ak., Ir. P. Insap Santosa, M.Sc., Ph.D, dan Ir. Rudy Hartanto, M.T. Materi Bimtek merupakan ringkasan dari kurikulum program Beasiswa Program Pascasarjana CIO yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo bersama dengan 5 (lima) perguruan tinggi negeri, yakni UGM, ITS, ITB, UI, dan UNP. Kegiatan Bimtek maupun penyelenggaraan program beasiswa pascasarjana tersebut merupakan program Badan Litbang SDM dalam mengembangkan profesi-profesi komunikasi dan informatika.
“Keberadaan pimpinan unit teknologi informasi (TI) di instansi pemerintah atau G-CIO sangat penting dalam rangka mengelola informasi dan pemanfaatan TI untuk penyelenggaraan pemerintahan yang lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel, serta murah. Untuk itu, kami berupaya memenuhi target Bappenas untuk melakukan sertifikasi G-CIO kepada seribu orang aparat pemerintah setiap tahunnya dengan tingkat kelulusan minimal 60%, demi mengawal pembentukan G-CIO di setiap instansi pemerintah,” tegas Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Gati Gayatri, MA, dalam sambutannya mewakili Kepala Badan Litbang SDM. Beliau juga menyampaikan bahwa Bimtek yang dilaksanakan telah berbasiskan standar kompetensi khusus yang disusun bersama dengan para perguruan tinggi mitra, sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah bahwa setiap Bimtek yang dilakukan harus berbasis kepada kompetensi (competency-based training).

Acara Pembukaan Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Government Chief Information Officer di Mataram pada Rabu, 6 Maret 2013 turut dihadiri oleh (kiri-kanan) Ir. Rudy Hartanto, M.T. (Instruktur CIO UGM), Drs. H. Abdul Haris, MM (Asisten II Bidang Ekbang mewakili Gubernur NTB), Prof. Dr. Gati Gayatri, MA (Kepala Puslitbang Literasi dan Profesi Kominfo mewakili Kepala Badan Litbang SDM Kemkominfo), dan Drs. Sumarsono, M.Si (Peneliti Senior Balitbang SDM mewakili Ketua Panitia Penyelenggara).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Gubernur NTB yang diwakili oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Drs. H. Abdul Haris, M.M., dan dihadiri oleh Kepala Balai PDE, Drs. Bambang Gunada, M.M., yang mewakili Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi NTB. Gubernur menyampaikan dalam sambutannya bahwa penerapan TI telah terbukti dapat menurunkan tingkat penyelewengan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, pemerintah daerah menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini demi membekali aparat setempat dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengelola pemanfaatan TI dengan baik.
Sesuai dengan arahan Bappenas sejak 2011, Bimtek akan diakhiri dengan Ujian Sertifikasi Kompetensi Dasar untuk mengetahui tingkat kompetensi peserta. Sertifikat yang merupakan bukti kelulusan peserta dalam ujian diharapkan dapat membantu peserta dalam pengembangan karier di masa yang akan datang. Sebagai gambaran, pada tahun 2012, tingkat kelulusan uji sertifikasi mencapai 56% di seluruh lokasi penyelenggaraan Bimtek, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara yang diwakili oleh Drs. Sumarsono, M.Si. Diharapkan bahwa angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan kegiatan monitoring dan evaluasi program yang terus dilakukan.