Respon konsumen meminati produk-produk organik yang dipasarkan secara online naik cukup signifikan. Sampai saat ini tercatat jumlah produk sayur organik mengalami peningkatan sekitar 25%. Bahkan pelanggan baru yang pesan secara rutin juga mengalami kenaikan.
Wakil Ketua Vigur Organik, Dyah Rahmati, Senin (12/8) mengatakan, dalam setiap minggunya, rata-rata penjualan sayur via online sekitar 100 kg/minggu yang terdiri dari bermacam-macam item, seperti kangkung, aneka bayam (bayam hijau, bayam merah, dan bayam sembur), sawi manis, sawi daging, sawi wangi, wortel, kailan, tomat, buncis, slada, kobis, bunga kol, daun bawang, seledri, brokoli, okra, manisah (labu siam) dan cabe rawit.
Maraknya penggunaan media sosial yang sering dipenuhi informasi penjualan bermacam produk, mulai dari produk makanan, pakaian, elektronik dan sebagainya. Nah, untuk produk makanan, jenis produk segar seperti sayur mayur juga tak mau ketinggalan. Vigur Organik yang memproduksi sayur organik di Malang, Jawa Timur, sejak 2011 telah memasarkan aneka sayuran organik secara online. Update info produk organik kita dipasarkan di blog http://jualsayuran.wordpress.com/. “Konsumen yang dilayani masih seputar Malang, Blitar, Ponorogo,” katanya.
Menurut Dyah, kendala pemasaran disini rata-rata seputar transport pengiriman produk. Untuk mengatasi kendala ini ada pihak yang menawarkan untuk reseler dan francise produk Vigur Organik. Bahkan ada juga yang menawarkan reseler dan francise ini di Jakarta dan Bogor. Tapi untuk sementara Vigur Organik mengutamakan seputar Malang dan sekitarnya. Selain memasarkan secara online, Vigur Organik juga memasarkan secara langsung ke konsumen melalui outlet dan pameran.
Selain penjualan online, konsumen organik juga meminati produk-produk organik di supermarket. Mereka sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke atas yang telah mempunyai pengetahuan tentang produk organik. Yang terpenting bagi mereka adalah adanya sertifikasi atau penjaminan mutu dari produk organik tersebut. “Tidak menjadi masalah lembaga mana yang mengeluarkan sertifikasi itu,” katanya.
Hasil laboratorium yang menerangkan kandungan dalam produk di labelnya juga bisa meyakinkan konsumen untuk tetap memilih produk organik. Produk organik PAMOR Indonesia di dua supermarket itu bisa diterima bersama dengan produk organik bersertifikat dari lembaga sertifikasi lainnya.
Perkembangan pertanian organik di Indonesia tumbuh cukup pesat. Saat ini diperkiraan sekitar 41 ribu ha lahan telah disertifikasi organik dengan total penjualan produk organik untuk ekspor mencapai lebih dari 200 juta dolar Amerika (FiBL 2008). Menurut Organic Monitor, Indonesia memiliki potensi sebagai produsen organik utama dunia terutama untuk ekspor. Produk organik unggulan Indonesia, seperti kopi, rempah-rempah dikenal di pasar internasional.
Saat ini, beroperasi beberapa lembaga sertifikasi organik nasional dan lima lembaga sertifikasi organik asing di Indonesia. Untuk menjalankan perannya, lembaga sertifikasi tersebut memerlukan tenaga inspektor yang kompeten untuk menjalankan kegiatan inspeksi.
Selain itu, tumbuhnya industri pertanian organik di Indonesia memunculkan pelaku-pelaku organik di Indonesia. Keorganikan produk ditentukan oleh proses produksinya. Untuk memastikan keorganikannya, pelaku organik perlu memiliki sistem dan SDM yang mampu memastikan proses produksi di unit-unit organik.(jal,sti)
sumber : http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/36323