Kesenian Pertunjukan Rakyat di Bangka Belitung antara lain: Perang Ketupat, Tari Kedidi, Musik Dambus, Barongsai, Dulmuluk, Stambul Fajar, Begambus, Betiong, Begubang, Campak Laut, dan Campak Darat. Dulmuluk merupakan salah satu media pertunjukan rakyat yang efektif bagi diseminasi informasi publik. Demikian hasil FGD pada penelitian “Media Pertunjukan Rakyat” di Hotel Bangka City, Pangkalpinang, Bangka Belitung, pada 9 s.d 13 April 2013 dengan tim peneliti Puslitbang APTIKA dan IKP: Rieka Mustika, Bima Hariaputra, dan Ida Turyani.
K.A Tajjudin, Kepala Dinas Kominfo Prov.Bangka Belitung, dalam FGD, mengungkapkan bahwa agar media pertunjukan rakyat menjadi menarik, perlu upaya modifikasi. “Yang utama memodifikasi para pemain, dengan melibatkan tokoh-tokoh yang sudah popular atau dikenal masyarakat, untuk menghilangkan kesan bosan.”
Dilain kesempatan, Ibrahim, akademisi Universitas Bangka Belitung, dalam depth interview disanggar Warisan Budaya, menjelaskan bahwa saat ini dengan kehadiran teknologi informasi dan internet cukup banyak media tradisional di Indonesia yang terkikis, faktor tersebut juga menimbulkan dampak terhadap penyebaran informasi.
Karena itu, dengan menggunakan bahasa daerah setempat akan lebih tepat sasaran untuk menyampaikan informasi, dan salah satu pertunjukan rakyat yang dapat menjadi media informasi itu antara lain, pertunjukan DulMuluk. “Sayangnya DulMuluk mulai tergerus oleh teknologi yang lebih instant. Opini dan pendapat masyarakat melihat seni pertunjukan daerah tersebut sudah mulai ketinggalan dan kampungan, karena itu diperlukan modifikasi seperti melibatkan pemain dari luar sanggar, bisa dari kalangan pejabat atau selebriti, sehingga tidak dipandang jadul.” Wawancara tersebut sebagai trianggulasi data hasil FGD yang telah dilaksanakan sebelumnya. (NM)